Kolom Artikel

Yeah..ahlan wa sahlan di kolom artikel.di sini kalian akan menikmati artikel artikel dari penulis penulis Berandalan Puritan seperti Herry Nurdi, Thufail Al Ghifari (Vokalis The Roots Of Madinah), Dan Yanuardi Syukur dari Komunitas Anti Zionis Internasional (KaZI) dan kru - kru berandalan puritan lainnya. Kalian juga bisa melibatkan diri dengan mengirimkan artikel artikel kalian ke redaksi kami via facebook Berita Hari Ini atau bergabung group facebook Berandalan Puritan. Artikel pilihan akan kami tampilkan di blog sederhana ini..yeah!

Arti Kata Sabar (Oleh : Yanuardi Syukur)






“If you find a good wife, you'll be happy;
if not, you'll become a philosopher” SOCRATES

Kata sabar sudah sering sekali kita dengar, bahkan ada juga orang yang namanya Muhammad Sabar, Sabri, Shobur atau salah seorang kawan saya namanya Sabir yang dalam kesehariannya memang termasuk sabar. Untuk perkenalan lebih jauh tentang arti kata yang sering kita dengar namun agak berat juga dalam menjalankannya, marilah kita lihat penjelasan di bawah ini.

Kata “sabar/as-shabru” yang telah diadopsi ke dalam Bahasa Indonesia, awalnya dari Bahasa Arab. Mengutip dari beberapa sumber, Said bin Ali Wahf bin Wahf al-Qahthany dalam bukunya Indahnya Kesabaran, menjabarkan asal kata yang biasa kita dengar ini.

“Sabar,“ tulis al-Qahthany, berarti al-hasbu (menahan) dan al-man’u (mencegah). Lawan kata dari keduanya adalah al-jaz’u (keluh kesah). Jika dikatakan: “shabara-shabran”, maka maksudnya adalah, “tegar dan tidak berkeluh kesah.” “Shabara” berarti: menunggu. Contoh lain, jika disebut: “shabara nafsahu”, dapat berarti, “menahan diri dan mengekangnya.” Kata “shabartu shabran” dapat diartikan, “aku menahan diriku dalam berkeluh kesah.” Puasa, atau “shaum” dalam Bahasa Arab, disebut juga dengan sabar karena di dalamnya mengandung makna menahan diri dari makanan, minuman dan berhubungan bagi suami-istri (jima’).

Dari asal kata ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa makna dari kata sabar adalah mencegah dan menahan diri dari berkeluh kesah, menahan lisan dari mengeluh, dan menjaga anggota badan dari perbuatan mengamuk seperti menampar pipi, merobek saku baju, dan semacamnya.

Sabar adalah kekuatan jiwa. Siapa yang bersabar, maka keadaan jiwanya relatif akan stabil dan akhlaknya juga akan menjadi baik. Dengan demikian, mereka yang sabar, akan mampu menaham gelombang cobaan dan tantangan kehidupan. Walau berat cobaan seperti kasus “istri baik/buruk” yang dikatakan filosof Yunani di atas, pasti cobaan itu diberikan Allah tidak lebih dari kekuatan kita. Artinya, “kita pasti bisa menyelesaikan masalah tersebut!”

Allah Swt berfirman tentang hal tersebut, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)

Ada kisah yang bagus. Ini tentang seorang perempuan yang tanamannya rusak karena badai, namun karena bersabar, akhirnya apa yang telah hilang itu diganti oleh Allah dengan yang lebih baik. Al-Barqy (Abu Abdillah Ahmad bin Ja'far bin Abdu Rabbih bin Hasan) berkata, "Saya melihat seorang perempuan di dusun. Saat itu, salju sudah turun dan semua tanamannya habis, rusak karena salju tersebut. banyak orang yang datang untuk menghibur dan menampakan rasa prihatin.”

Tak seberapa lama kemudian, perempuan tersebut menengadahkan pandangannya ke langit dan berdo'a, 'Ya Allah, Engkaulah satu-satunya-yang dapat diharapkan oleh mahluk-Mu yang terbaik (yaitu manusia). Berada di tanganMulah pengganti dari apa-apa (tanaman) yang telah rusak. Maka, berbuatlah untuk kami sesuai dengan sifat yang Engkau miliki (Pengasih, Penyayang). Sungguh, rizki kami ada pada-Mu, harapan kami pun hanya kepada-Mu.'"

Tak lama setelah itu, datang seorang kaya dan dermawan dari daerah tersebut. Dan setelah mendapat informasi tentang apa yang terjadi, orang tersebut memberikan uang untuk si perempuan tadi sebesar lima ratus dinar. Demikianlah, kalau kita bersabar seperti yang dikutip dari Al-Faraj Ba'das-Syiddah 1/181. Selalu saja ada ganti yang terbaik. Nah, sudahkah kita bersabar kalau ada masalah?